Selama bertahun-tahun, para ilmuwan bingung mengapa para navigator bisa tersesat saat melintas di situs tertentu di New York State. Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa burung-burung menggunakan suara berfrekuensi rendah untuk menemukan jalan di sekitar mereka.
Penulis utama studi yang diterbitkan dalamJurnal Experimental Biology, Dr Jonathan Hagstrum dari US Geological Survey, mengatakan bahwa burung-burung tersebut menciptakan peran akustik di lingkungan mereka. Tetapi, beberapa penelitian lain menyatakan, teori itu kontroversial dan ada banyak perdebatan tentang bagaimana merpati dapat menavigasi dengan begitu efisien.
Teka-teki merpati pos menghilang pada 1960-an. Profesor Bill Keeton dari Universitas Cornell berusaha untuk memahami kemampuan menakjubkan burung untuk menemukan jalan pulang dari tempat yang telah mereka kunjungi sebelumnya.
Ia merilis persebaran burung di seluruh negara bagian New York. Keeton terkejut saat menemukan bahwa tiap kali merpati dilepaskan di Jersey Hill, mereka menjadi disorientasi dan terbang tanpa tujuan.
Kini, Dr Hangstrum punya penjelasan tentang kasus ini. "Cara burung menavigasi adalah dengan menggunakan kompas. Mereka menggunakan peta kompas itu dari posisi matahari atau medan magnet bumi," kata Hangstrum. Menurut dia, suara burung digunakan sebagai peta mereka dan ini akan memberi tahu di mana letak rumah mereka.
Merpati menggunakan infrasonik yang merupakan suara dengan frekuensi sangat rendah di bawah kisaran pendengaran manusia. Ia percaya, saat burung berada di lokasi pelepasan yang asing, mereka mendengarkan tanda dari sinyal infrasonik dari rumah mereka. Dan kemudian menggunakan sinyal ini untuk menemukannya.
Namun, infrasonik dapat dipengaruhi oleh perubahan di atmosfer. Hangstrum berpikir bahwa gangguan infrasonik ini juga dapat menjelaskan teka-teki lainnya terkait dengan merpati yang pulang kembali. Sejumlah besar merpati kehilangan jalan mereka pada 1997 di Selat Inggris, 60 ribu burung menyimpang dari rute jalur.