Hasil penelitian terbaru menunjukkan, tanaman herbal jenis Madder, juga dikenal sebagai Rubia, bisa berguna sebagai katoda alami dalam baterai.
Madder telah lama digunakan sebagai sumber purpurin, pewarna organik yang digunakan sejak zaman dulu untuk mewarnai kain. Seperti dilaporkan ScienceBlog, para ilmuwan di Rice University dan City College of New York telah menemukan bahwa purpurinjuga bisa digunakan untuk membuat katoda alami yang baik untuk baterai litium.
Tidak seperti banyak teknologi baterai lainnya di masa depan, yang satu ini tidak ditujukan untuk meningkatkan waktu pengisian, peningkatan kapasitas, atau mengurangi berat, hanya untuk membuat baterai lebih hijau alias ramah lingkungan.
"Baterai hijau adalah kebutuhan, namun topik ini belum benar-benar ditangani dengan baik," kata Arava Leela Mohana Reddy, penulis penelitian. Selama ini, toksisitas baterai dan penggunaan logam kerap menjadi sandungan mobil listrik. Mencari alternatif terbarukan untuk litium kobalt dan katoda kini digiatkan.
"Baterai litium-ion selama ini dianggap tak ramah lingkungan. Mereka menggunakan katoda oksida litium kobalt, yang sangat mahal. Anda harus menambang logam kobalt dan memproduksi katoda dalam lingkungan bersuhu tinggi," katanya.
Purpurin, katanya, ternyata cocok untuk menggantikannya. Kabar menggembirakan lainnya, beberapa purpurin yang dapat digunakan di masa depan dapat dipanen dari limbah pertanian.
Selain katoda organik, tim bekerja untuk menemukan bahan organik yang cocok untuk anoda, dan elektrolit yang tidak merusak lingkungan. Menurut Reddy, prototipe baterai organik akan siap dalam beberapa tahun.
0 komentar:
Post a Comment