"Kami berusaha menguak mekanisme baru seluler dan molekuler yang berhubungan dengan perkembangan penyakit menular yang tidak dapat diamati di Bumi," kata Cheryl Nickerson, ahli mikrobiologi dari Institut Biodesain, di Arizona State University, Senin, 25 Februari 2013.
Para peneliti menemukan tingkat gravitasi berkurang drastis di antariksa, bahkan mendekati nol. Kondisi tanpa bobot ini menimbulkan sejumlah dampak abnormal kepada astronaut, seperti berkurangnya massa otot dan tulang.
Namun, keadaan nirgravitasi tidak hanya mengacaukan fungsi biologi normal tubuh manusia. Dalam percobaan di beberapa penerbangan pesawat antariksa NASA, Nickerson dan rekan-rekannya menemukan bahwa kondisi di dalam pesawat antariksa sebenarnya mendorong virulensi mikroba.
Tim peneliti berfokus pada Salmonella, kuman penyebab penyakit yang berkaitan dengan makanan. Bakteri agresif ini telah menginfeksi sekitar 94 juta orang di seluruh dunia dan menyebabkan 155.000 kematian setiap tahun. Di Amerika Serikat saja, lebih dari 40.000 kasus salmonellosis dilaporkan setiap tahunnya, mengakibatkan setidaknya 500 kematian dan biaya perawatan kesehatan lebih dari US$ 50 juta. "Gaya berat mikro terbukti mengubah perilaku Salmonella menjadi lebih ganas," kata Nickerson.
Perilaku Salmonella selama ini belum seluruhnya terpantau lantaran percobaan di laboratorium di Bumi dipengaruhi oleh gravitasi. Di antariksa, gaya berat mikro rupanya menyebabkan banyak gen Salmonella yang berfungsi menghidupkan dan mematikan virulensi menjadi lebih teramati oleh para peneliti.
Nickerson mengatakan, temuan ini menjadi perhatian khusus bagi kesehatan para astronaut selama misi perpanjangan di pesawat antariksa. Perjalanan ruang angkasa sudah melemahkan kekebalan tubuh astronaut. "Ditambah harus berurusan dengan ancaman mikroba penyebab penyakit yang telah meningkatkan kemampuan menular," ujarnya.
0 komentar:
Post a Comment